UA-148919648-1 Resensi Layar Terkembang (Lomba Surakarta) | Sharing is Caring

Wednesday, October 21, 2015

Resensi Layar Terkembang (Lomba Surakarta)




Assalamualaikum....
jadii ini second blog pribadi saya :v, sebenarnya ini itu include di tugas sekolah khusunya mapel TIK. Soo daripada blog pertama ku kecampur kan jadinya nggak lucu. emmm yaudah lahh ya ini first post aku berkaitan dengan Bahasa Indonesia, yupppp resensi. Ini itu resensi yang buat aku ikut lomba di Surakarta, yaa tapi nggak menang sih, eittt tapi nggaak pa pa mungkin belum beruntung :v. Langsung chek aja yaa



Perjuangan Cinta Seorang Wanita
Diajukan untuk mengikuti Lomba Resensi Buku
Diselenggarakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah kota Surakarta
Tahun 2015

 
Oleh :
Nama Siswa : Linda Kusuma Wardani
Asal Sekolah : SMA NEGERI 3 BOYOLALI

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 BOYOLALI
Jalan Perintis Kemerdekaan Telp. (0276)324586 Boyolali 57316




Perjuangan Cinta Seorang Wanita
Oleh : Linda Kusuma Wardani
 


           Judul Buku               : Layar Terkembang
            Pengarang                : St. Takdir Alisjahbana
            Penerbit                     : Balai Pustaka
            Kota Terbit                 : Jakarta
            Tahun Terbit             : 2001
            Cetakan                     : Ke-22
            Jumlah Halaman     : 166 halaman
            ISBN                           : 979-407-065-3

            Sutan Takdir Alisjahbana dilahirkan di Natal, 11 Februari 1908. Sutan Takdir menempuh pendidikan di HIS sejak 1915-1921. Kemudian tahun 1921-1925 dia menempuh Pendidikan Kweekschool di Bukit Tinggi yang kemudian dilanjutkan ke Hogere Kweeckschool di Bandung. Lalu ke Rechtschogeschool di Jakarta dari tahun 1937-1942 serta pada tahun 1940-1942 menempuh Pendidikan di Fakultas Sastra. Akhirnya mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia pada tahun 1979 kemudian disusul mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa untuk ilmu sastra dari Universiti Sains Malaysia. Sutan Takdir juga menghasilkan karya-karya tulis fiksinya yang lain seperti, Tak Putus Dirundung Malang, Dian yang Tak Kunjung Padam, Anak Perawan di Sarang Penyamun, dan masih banyak lagi karya fiksi lainnya. Namun Sutan Takdir tak puas hanya menghasilkan karya tulis fiksinya, dia juga mengeluarkan karya tulis nonfiksinya antara lain, Kebangkitan Puisi Baru Indonesia, Perjuangan Tanggungjawab dalam Kesusastraan Indonesia, dan Amir Hamzah sebagai penyair dan Uraian Sajak Nyanyi Sunyi.
            Salah satu karya Sutan Takdir adalah novel Layar Terkembang. Lewat buku ini Sutan Takdir menuangkan pikirannya tentang cerita percintaan di zamannya, yang tentunya sangat berbeda dengan cerita percintaan pada zaman sekarang. Bermaksud untuk membawa para pembaca ke zaman dahulu untuk menengok sedikit cerita cinta yang sangat unik. Dalam buku ini Sutan Takdir dengan luwes menggambarkan tentang cerita cinta klasik pada zamannya kemudian dikemas menjadi sebuah cerita cinta yang unik dan menggetarkan hati.
            Kisah berawal dari seorang kakak adik perempuan putra dari Raden Wiriaatmaja, Tuti seorang gadis berusia 25 tahun dan Maria seorang gadis berusia 20 tahun. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Tuti bukanlah gadis yang mudah kagum dia lah orang yang mempunyai harga diri yang tinggi. Sedangkan Maria, seorang gadis yang mudah kagum hanya dalam sekali melihat, dan sangat mudah memuji. Kisah ini berawal ketika kedua kakak beradik tersebut bertamasya  ke Akuarium dan bertemu Yusuf, seorang pemuda Belanda yang belajar di Sekolah Tabib Tinggi, putra dari Demang Munaf. Mereka bertiga berkenalan namun Maria berhasil mencuri perhatianYusuf. Maria gadis dengan wajah berseri-seri, matanya menyinarkan kegirangan hidup. Sampai beberapa kali pertemuan Yusuf dengan Maria, menjadi titik awal Yusuf jatuh cinta dengan Maria.
            Sedangkan Tuti seorang gadis mandiri tidak berhenti untuk menyeruakkan pemikirannya tentang kesamaan hak wanita. Bahkan dalam setiap kongres Putri Sedar, Tuti dengan suara lantangya meneriakkan bahwa wanita juga mempunyai hak untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan deburan jantungya tidak melulu menjadi pelayan seorang suami. Bahkan Tuti belum menikah dimurnya yang sudah 25 tahun ini setelah berpisah dengan tunangannya yang dahulu. Dia masih merasa bisa menjalani hidupnya ini sendiri tanpa kehadiran sosok laki-laki disampingnya.
Saat Yusuf pulang ke kampung halamannya di Martapura, ia menghabiskan waktunya berjalan-jalan ditemani dengan pemuda bernama Dahlan. Namun pikiran Yusuf tetap tertuju kepada Maria. Akhirnya dengan kebulatan tekad berangkatlah ia seorang diri ke Bandung untuk bertemu dengan Maria dan menyatakan cintanya pada Maria. Akhirnya mereka menjalin hubungan. Berceritalah Maria kepada Tuti tentang pernyataan cinta Yusuf kepadanya, Tuti ikut senang namun ia juga tidak suka dengan perasaan Maria yang berlebihan. Sehingga mereka berdebat dan bertengkar.
            Berbaikanlah mereka dalam beberapa hari, namun setelah melihat adik dan pujaan hatinya semakin dekat dari hari ke hari, Tuti merasa iri dan mengalami pergolakan batin. Pergolakan batinnya pun bertambah, dia tengah cemas dengan adiknya yang sakit hingga harus diasingkan ke sebuah rumah sakit, di sisi lain dia juga harus menjawab lamaran dari seorang pemuda. Akhirnya dengan besar hati dia memilih untuk fokus pada adiknya yang tengah terbaring sakit.
Bersama Yusuf, Tuti menjenguk dan merawat Maria, dari sinilah Tuti mulai banyak berinteraksi dengan Yusuf. Sampai di mana sebuah hal yang tidak diinginkannya terjadi yaitu Maria ingin menyatukan Tuti dengan Yusuf. Awalnya mereka menolak permintaan Maria akan tetapi itu adalah permintaan terakhirnya. Penyakit Maria justru bertambah semakin parah sampai akhirnya Maria menghembuskan nafas terakhirnya. Akhirnya Yusuf dan Tuti bertunangan. Mereka akan segera melakukan pernikahan di Jakarta.
            Buku ini mempunyai cover yang menarik, dengan ukuran huruf yang pas, menggunakan kertas HVS,  penulisan yang rapi dan terstruktur. Buku ini juga bagus karena tata bahasa yang mengagumkan, alur cerita yang jelas, dengan tokoh-tokoh dan perwatakan yang unik dan memiliki nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan teladan. Akan tetapi dalam buku ini hanya dilengkapi sedikit gambar sehingga bisa membuat para pembaca bosan, serta terdapat bahasa asing seperti, bahasa belanda, dan terkadang terdapat kalimat yang tidak efisien sehingga terkesan diulang-ulang.

            Buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan karena banyak manfaat yang didapat dari buku ini. Bisa dijadikan sumber referensi dan sumber inspirasi. Buku ini juga memuat sebuah pelajaran yang bisa kita terapkan di zaman sekarang. Jadi sangatlah baik apabila dibaca dan dipahami cerita dari buku ini.





sekian, terima kasih sudah berkunjung ^^
Wassalamualikum ...

0 comments:

Post a Comment

 

Sharing is Caring Template by Ipietoon Cute Blog Design